"EDOUTOU MANNA": Papua dengan Budayanya

REVOLUSI

Almarhum Gusdur Menjawab “Wong, Papua merdeka, kamu di sini (Jawa:red) ngak mati kok." Jawaban Gusdur atas sebuah pertanyaan tentang aspirasi Papua yang diajukan salah satu warga di Jawa pada sebuah dialog interaktif di salah satu TV swasta tahun 2007. "Tolong sampaikan Salam saya pada Rakyat Bangsa Papua. Saya cukup memahami masalah Papua dan apa yang kalian perjuangkan adalah hal benar maka kalian pasti Menang. Maju terus! Tugas saya (Gusdur) hanya membangun Demokrasih di Nusantara Besar ini...." Pesan Gusdur kepada Markus Haluk seusai dialog di Radio KBR68H Jakarta, akhir Juni 2006.

Apa itu apologetika Kristen?

Shalom,…..Sahabat Papua!

Dengan panjatkan Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yesus Kristus Sang Raja Agung yang berkuasa dengan otoritas tertinggi atas Gereja-Nya di Tanah Papua, Kami hendak menyapa Saudara dengan sukacita tersendiri oleh kegerakan Roh Kudus dan menyajikan media Tabloit Suara Nafiri ini untuk mengingatkan, memotivasi dan mengajak Kita untuk bersama menegakkan nilai-nilai Kebenaran yang hakiki sesuai Firman Allah dalam Alkitab kita dengan sajian khusus “Apologetika Kita sebagai Anak-anak Tuhan yang mengasihi-Nya”.

Sadar atau tidak sadar, Gereja dan Pemimpin di Papua saat-saat ini telah kehilangan Visi yang diberikan oleh Tuhan. Kecenderungan manusia untuk semakin berpikir praktis (pragmatisme), berorientasi pada pengetahuan atau akalnya (rasionalisme) dan berhasil meringkas berbagai kerumitan/problematika yang mengancam Gereja dan Umat di Tanah Papua, proses tradisional yang rumit dan bertele-tele, sehingga bukan saja tenaga dan waktu yang dihabiskan atau menjadi korban, melainkan efektifitas dan efisiensi pelayanan, termasuk didalamnya urusan modal dan sumber daya manusia yang harus dipelihara dan dibangun, menjadi korban kesia-siaan kemanusiaan pemimpin. Orientasi Gereja dan pemimpin berubah karena mengarah pada hal-hal yang bisa dibuktikan dengan emosional sosial, dan berusaha secara menusiawinya melibatkan pengalaman dan hasil pengamatan yang otentik (empirisme). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dua aliran filsafat yang pernah muncul di abad pertengahan (rasionalisme dan empirisme) dan satu aliran filsafat abad sembilan belas (pragmatisme), seolah kembali mendapat tempat di dalam berbagai aspek kehidupan bermasyarakat dan bergereja di tanah Papua. Inilah yang kelak membentuk kecenderungan baru teologi abad ke-21 yang berusaha menyingkirkan Tuhan dari Panggung Aktifitas manusia dan membawa pengaruh signifikan bagi pembentukan serta perkembangan teologi abad ke-21 ini. “Degradasinya Teologi dalam Gereja” Sekarang Saudara dan kita harus berani berapologetika dalam pimpinan Roh Kudus, agar kita mampu mengingatkan dan menjaga bersama nilai-nilai Alkitabiah yang telah diilhami kepada kita.

Kami harus berani untuk mengatakan hal ini kepada Saudara-saudara sekalian, bahwa Kita harus berani menegakkan segera nilai-nilai Alkitabiah yang hampir-hampit terkikis habis oleh pengetahuan dan hikmat Manusia yang memporak-porandakan Eksistensi Visi-Misi dan Tujuan Gereja sebenarnya di bumi yang mempolitisir Alkitab sebagai pelengkap pengetahuan dunia emosional manusia.

Saatnya sekarang bahwa barisan transformasi Gereja dan Rekonsiliasi Umat berbicara, bertindak demi misi penyelamatan Jiwa-jiwa bagi kerajaan Allah.

Pertanyaannya: Apa itu apologetika Kristen?

Jawaban: Kata “apologi” berasal dari kata bahasa Yunani yang pada dasarnya berarti “memberi pembelaan.” Karena itu apologetika Kristen adalah ilmu tentang pembelaan iman Kristen. Ada banyak kaum skeptik yang meragukan keberadaan Allah dan/atau menyerang kepercayaan kepada Allah dalam Alkitab. Ada banyak pengeritik yang menyerang pengilhaman dan ketidaksalahan Alkitab. Ada banyak guru-guru palsu yang mempromosikan doktrin yang salah dan menyangkal kebenaran-kebenaran kunci iman Kristen saat-saat ini. Misi dari apologetika Kristen adalah memerangi semua gerakan-gerakan ini dan mempromosikan Allah yang benar dalam Yesus Kristus dan kebenaran Firman-Nya.
Mungkin ayat kunci untuk apologetika Kristen di dalam Alkitab adalah 1 Petrus 3:15, “Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat …” Tidak ada alasan bagi seorang Kristen untuk sama sekali tidak mampu mempertahankan imannya. Setiap orang Kristen harus mampu memberi penjelasan yang cukup mengenai iman mereka di dalam Kristus. Maksud Kami Tidak harus setiap orang Kristen harus menjadi ahli dalam apologetika. Namun setiap orang Kristen perlu mengerti apa yang mereka percaya?, mengapa mereka percaya?, bagaimana membagikannya dengan orang lain?, dan bagaimana mempertahankannya dari kebohongan dan serangan ilah-ilah zaman?.
Aspek kedua dari apologetika Kristen yang sering diabaikan adalah bagian kedua dari 1 Petrus 3:15, “Tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat ...” Mempertahankan iman Kristen dengan apologetika tidak boleh dengan kasar, marah atau tidak hormat. Saat melakukan apologetika Kristen, kita harus berusaha untuk memberikan pembelaan yang kuat dan pada saat yang sama bersikap seperti Kristus dalam penyajian yang kita lakukan kepada orang lain. Kalau kita memenangkan perdebatan namun makin menjauhkan orang dari Kristus karena sikap kita, kita telah kehilangan tujuan yang sebenarnya dari apologetika Kristen.
Ada dua aspek/metode utama dari apologetika Kristen. Pertama, biasanya disebut sebagai apologetika klasik, mencakup memberikan bukti-bukti bahwa berita Kristen itu benar adanya. Yang kedua, yang biasanya disebut apologetika anggapan mencakup mengkonfrontasikan anggapan-anggapan (prasangka-prasangka, asumsi-asumsi) dibalik pendirian anti-Kristen. Para penganut kedua metode apologetika Kristen ini sering berdebat satu dengan yang lain soal metode mana yang paling efektif. Kelihatannya menggunakan kedua metode akan jauh lebih efektif, tergantung kepada orang dan situasi seperti apa.

Aspek kedua dari apologetika Kristen yang sering diabaikan adalah bagian kedua dari 1 Petrus 3:15, “Tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat ...” Mempertahankan iman Kristen dengan apologetika tidak boleh dengan kasar, marah atau tidak hormat. Saat melakukan apologetika Kristen, kita harus berusaha untuk memberikan pembelaan yang kuat dan pada saat yang sama bersikap seperti Kristus dalam penyajian yang kita lakukan kepada orang lain. Kalau kita memenangkan perdebatan namun makin menjauhkan orang dari Kristus karena sikap kita, kita telah kehilangan tujuan yang sebenarnya dari apologetika Kristen.
Ada dua aspek/metode utama dari apologetika Kristen. Pertama, biasanya disebut sebagai apologetika klasik, mencakup memberikan bukti-bukti bahwa berita Kristen itu benar adanya. Yang kedua, yang biasanya disebut apologetika anggapan mencakup mengkonfrontasikan anggapan-anggapan (prasangka-prasangka, asumsi-asumsi) dibalik pendirian anti-Kristen. Para penganut kedua metode apologetika Kristen ini sering berdebat satu dengan yang lain soal metode mana yang paling efektif. Kelihatannya menggunakan kedua metode akan jauh lebih efektif, tergantung kepada orang dan situasi seperti apa.

Apologetika Kristen adalah menyajikan pembelaan yang masuk akal untuk iman dan kebenaran Kristen kepada mereka yang tidak setuju atau membelokkan kebenaran sesungguhnya dari Alkitab. Apologetika Kristen merupakan aspek yang perlu dari kehidupan Kristiani kita di tanah Papua. Kita semua diperintahkan untuk siap dan diperlengkapi untuk memberitakan Injil dan mempertahankan Iman dan nilai-nilai Ilahi kebenaran Alkitab kita (Matius 28:18-20; 1 Petrus 3:15). Itulah hakekat dari apologetika Kristen. Terima kasih

team Liaders

darius nawipa

VISI dan MISI GEREJA TUHAN DI BUMI .Oleh.dariusnawipa

VISI dan MISI GEREJA TUHAN DI BUMI

Visi

intisari dari Visi, Misi dan Tujuan Gereja yang sesungguhnya yaitu:

Membangun Kerajaan Allah dalam rangka kedatangan Yesus kedua kali.

Membangun kerajaan Allah berarti :

a. Membangun Pemerintah

Mempersiapkan dan memperlengkapi anak – anak Tuhan dalam Gereja untuk berperan dalam pemerintahan dengan otoritas Allah.

b. Membangun Gereja

Pemulihan fungsi gereja yaitu :

1. Gereja menjadi Rumah DOA

2. Gereja menjadi Rumah Mujizat

3. Gereja menjadi Rumah Puji–Pujian

4. Gereja menjadi Rumah Pengajaran

5. Gereja menjadi Rumah Perbendaharan Allah.

6. Gereja menjadi Rumah Pemberdayaan.

7. Gereja menjadi Rumah Pengutusan.

c. Membangun Keluarga Allah

Membangun kualitas anak laki – laki dan perempuan yang dipersiapkan untuk membangun kerajaan Allah.

MISI

“ Yang hilang akan kucari, yang tersesat akan kubawa pulang, yang luka akan Ku balut, yang sakit akan ku kuatkan, serta yang gemuk dan yang kuat akan kulindungi… “ Yeh 34 : 16

Ada Tujuh M ( 7M) Misi Gereja yaitu :

1. Mencari

2. Membawa

3. Menguatkan

4. Menyembuhkan

5. Melindungi

6. Memperlengkapi

7. Mengutus untuk membangun

Fokus dari misi pelayanan gereja yang sejati adalah Menjadikan Manusia serupa dengan gambar Allah. “Misi PENGINJILAN” mencari JIWA-JIWA bagi KERAJAAN ALLAH.

Nilai – Nilai Bergereja :

Nilai – Nilai bergereja adalah :

Sifat – sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi Tuhan dan manusia. Sesuatu yang menyempurnakan manusia kembali kepada hakikatnya untuk serupa dan segambar dengan Allah.

Gereja memenuhi standar nilai hidup yang Alkitabiah yaitu :

Semua Warga Gereja harus sudah lahir dari air melalui baptisan air (selam), lahir kembali dari “rahim” Allah agar struktur tubuh Rohani dibentuk ulang oleh Roh Kudus untuk kelahiran kembali dari air.

Semua Warga Gereja harus mengalami Baptisan Roh untuk menghidupkan Tubuh Rohani sehingga Warga Gereja tersebut selaras hidup menjadi manusia rohani yang berkenan kepada Allah.

Semua Warga Gereja hidup dalam nilai-nilai moral, nilai-nilai etika dan nilai-nilai profesionalisme serta ekselent dalam segala aspek kehidupan sehingga kesaksian kita tidak akan menjadi batu sandungan tetapi menjadi Berkat bagi orang lain untuk kemuliaan-Nya.

“HAKIKAT GEREJA ADALAH ORGANISME DAN BUKAN ORGANISASI”

"EDOUTOU MANNA"

APOLOGETIKA Darius WetaaUwa

Selasa, 13 Maret 2012

Papua dengan Budayanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar