Editorial


Admin.dariusnawipa.2009.
Gereja adalah lembaga ilahi yang didirikan oleh Yesus Kristus dan dibangun di atas dasar Yesus Kristus. Kata gereja berasal dari istilah Portugis Igreja dan diambil dari kata Yunani Eklesia yang berati orang-orang yang “dipanggil keluar” dari sekumpulan orang untuk maksud istimewa (Ichwei G. Indra, 1999 : 175).
Sedangkan menurut Stephen Tong (2007 : 33) gereja di bagi menjadi dua, yaitu : gereja yang kelihatan (visible-church) dan tak kelihatan (invisible-church). Gereja yang kelihatan adalah gereja yang kita lihat secara organisasi dimana gereja itu punya anggota, punya gedung, punya pengurus, seperti gereja GKI, GPIB, GPDI, KINGMI, Methodist, HKBP, Anglikan, Katholik, Kharismatik, dll. Inilah gereja-gereja yang kelihatan. Tetapi gereja yang tidak kelihatan lebih besar dari gereja yang kelihatan, karena mencakup semua umat Allah, di segala bangsa, di segala wakttu, termasuk yang sudah meninggal pada masa lampau dari antara segala suku dan bangsa dan juga termasuk orang-orang percaya di masa yang akan datang, yang saat ini masih belum dilahirkan.
Gembala Jemaat (Pendeta)
Gembala (Poimen) adalah pelayan yang diberi karunia khusus untuk menggembalakan jemaat. Pada masa kini, seorang gembala biasanya disebut juga sebagai “gembala siding” atau “pendeta” (Ichwei G. Indra, 1999 : 193).
Majelis
  1. Majelis Gereja adalah salah satu jabatan kunci yang memegang peranan penting dalam kehidupan Gereja beserta pelayanannya kepada dunia. Kehidupan dan keaktifan jemaat banyak bergantung pada kebijaksanaan-kebijaksanaan yang diambil oleh Sidang majelis.
  2. Majelis gereja adalah penatalayan yang mengemban tugas sebagai penanggung jawab dan pemimpin gereja.
  3. Majelis Gereja adalah sebagai ungkapan dari salah satu fungsi utamanya yaitu penggembalaan sebagai wujud perhatian Majelis Gereja sehingga terjalin hubungan yang dekat antara warga jemaat dengan majelis dalam pemeliharaan iman dan ketaatan kepada Allah dan warga jemaat dapat hidup sejahtera dalam melaksanakan tugas panggilannya.
Jemaat
Jemaat adalah bagian dari satu organisasi gereja yang monolitik, sementara dalam kelompok-kelompok lainnya, masing-masing jemaat adalah sebuah organisasi yang mandiri dan otonom. Perbandingan dengan angka juga dapat menjadi masalah.Sejumlah kelompok menghitung keanggotaannya berdasarkan jumlah orang percaya yang dewasa dan anak-anak orang percaya yang dibaptiskan, sementara yang lainnya hanya menghitung orang percaya dewasa yang sudah dibaptiskan.

Pelayan
Pelayan adalah orang yang terpanggil secara khusus bagi pelayanan dan melayani secara khusus berdasarkan karunia yang Tuhan berikan kepada kita.
Oleh karena tugasnya yang khusus, maka ada beberapa persyaratan yang diperlukan bagi pelayan khusus gereja. Syarat-syarat tersebut mencakup (Ichwei G. Indra, 1999 : 194 – 195) :
  1. Syarat rohani : penuh dengan Roh Kudus, tidak bercacat, sudah lama bertobat, memelihara rahasia iman.
  2. Syarat sosial : suka memberi tumpangan, pendamai dan mempunyai nama baik diluar jemaat.
  3. Syarat moral : suami dari satu istri atau berlaku juga “istri dari satu suami” bagi para pelayan wanita, bukan peminum dan bukan hamba uang.
  4. Syarat kepemimpinan : bijaksana, dapat menahan diri, cakap mengajar orang, bukan pemarah melainkan peramah, seorang kepala keluarga yang baik, suka akan yang baik dan berpegang pada perkataan yang benar.



Gereja Yang Alkitabiah
Oleh : darius nawipa

Banyak institusi dengan berbagai macam pelayanan yang dimiliki dunia, namun hanya ada satu institusi rohani yang digunakan Tuhan sebagai wadah pelayanan rohani yakni gereja.

Gereja adalah institusi rohani yang dilindungi dan dipelihara Tuhan dari campur tangan setan dan orang-orang yang tidak bertanggungjawab maupun dari kuasa alam maut apapun (Matius 16:18). Kondisi demikian menghambat program kerja setan untuk menyesatkan manusia, sehingga setan pun mendirikan gereja tandingan dengan berbagai aturan yang dibuat manusia dengan kelicikan yang menyesatkan (Kolose 2:16-23, Efesus 4:14).

Tuhan Yesus menyebutnya lalang yang tumbuh diantara gandum (Matius 13: 24-30), itulah gambaran gereja Tuhan dan gereja setan yang tumbuh bersama-sama. Alkitab adalah otoritas tertinggi bagi gereja Tuhan, sedangkan gereja setan memegang ketetapan atau aturan-aturan manusia sebagai landasan iman dan pengajaran mereka. Pengaruh iman dan ajaran gereja sangat besar dalam kehidupan, bahkan menentukan tujuan akhir hidup seseorang, salah memilih gereja berarti menentukan hidupnya untuk ke Neraka (Galatia 5:3-4).


Oleh sebab itu, orang yang sudah diselamatkan memiliki tanggungjawab mencari gereja yang benar atau yang Alkitabiah supaya imannya tetap terpelihara dalam ajaran Kristus yang sejati.

Ciri gereja yang Alkitabiah :
  1. Gereja Lokal
    • Gereja identik dengan jemaat, bila gereja mengacu pada milik Tuhan maka jemaat mengacu pada kumpulan orangnya, jadi gereja adalah kumpulan orang milik Tuhan. Tuhan Yesus menyebutnya jemaatKu dalam Matius 16: 18, jemaat berasal dari kata ekklesia (bahasa yunani) yang berarti kumpulan orang. Ada dua jenis jemaat, Jemaat milik Tuhan adalah kumpulan orang yang sudah dilahirkan kembali dan jemaat milik duniawi adalah kumpulan orang dunia (Kisah Para Rasul 19: 32, 39).
    • Dari segi etimologi (ilmu akar kata) sudah jelas bahwa jemaat adalah kumpulan orang, bukan kumpulan wilayah atau kumpulan organisasi. Tuhan Yesus memperjelasnya dalam Matius 18: 20, dimana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka, orang yang berkumpul ini adalah jemaat Tuhan. Oleh sebab itu, jemaat yang Tuhan kehendaki ialah jemaat lokal yakni kumpulan orang lahir baru dalam satu tempat. Sistem kepausan dan sinode yang sudah dijalankan banyak gereja-negara bertentangan dengan ajaran Alkitab, dan pastinya gereja-gereja yang demikian memiliki kesepakatan aturan-aturan yang ditetapkan manusia (Kolose 2: 20-23), orang yang sudah dilahirkan kembali jelas tidak akan mengabungkan dirinya ke dalam organisasi buatan manusia ini.
  2. Gereja Independen
    • Kepala gereja lokal ialah Tuhan Yesus Kristus (Efesus 5:23) dan konstitusi atau undang-undang dasar jemaat lokal ialah Alkitab (perkataan para rasul dan para nabi, efesus 2:20), segala sesuatu yang berhubungan dengan ajaran dan ketetapan gereja harus berdasarkan Alkitab dan dapat dipertanggungjawabkan dihadapan kepala jemaat yakni Tuhan Yesus Kristus.
    • Tidak dibenarkan campur tangan atau intervensi pihak asing dalam hal apapun di jemaat lokal, terutama orang-orang duniawi (1Korintus 6:1-9). Jemaat lokal harus independen dalam segala hal, tidak mencampurkan persoalan iman dan negara atau menyelesaikan urusan iman berdasarkan konstitusi negara, namun anggota jemaat harus patuh kepada pemerintah dalam urusan sosial-masyarakat.
    • Jemaat lokal memegang lisensi tertinggi sekolah theologia, kurikulum dan mata kuliah sekolah theologia harus selaras dengan ajaran Alkitab, karena sekolah theologia melahirkan dan mendidik pemimpin iman atau pekerja di institusi rohani bukan pemimpin pemerintah atau pekerja di institusi pemerintahan. Apabila pemerintah menuntut linsensi, maka hal itu harus berhubungan dengan hubungan sosial-masyarakat bukan iman atau pengajaran kurikulum sekolah theologia
    • Banyak gereja yang tidak memiliki sekolah theologia dan banyak sekolah theologia yang tidak bernaung di bawah gereja, sehingga banyak gereja kehilangan identitas ajaran dan banyak theolog yang lupa identitas sebagai pemimpin atau pekerja rohani. Kondisi ini diakibatkan oleh pengabaian prinsip gereja lokal yang independen, yang tidak boleh diintervensi dalam bentuk apapun dari pihak luar. 
  3. Gereja Terpimpin
    • Tuhan Yesus sebagai kepala jemaat memberikan para rasul, para nabi , penginjil, gembala, guru untuk memegang otoritas sebagai pemimpin iman yang melengkapi jemaat dengan ajaran dan teladan hidup (Efesus 4:11-12).
    • Sekelompok gereja baptis independen memegang prinsip bahwa independensi sebuah jemaat ditentukan oleh keberadaan gembala, sebelum hadirnya gembala walaupun telah memiliki pemimpin iman yang lain maka jemaat-jemaat demikian menjadi jemaat satelit, yang bertanggungjawab kepada gembala pusat kelompok. Konsep ini sangat tidak sesuai dengan Efesus 4:11-12, memberikan peran yang sama kepada penginjil, gembala, guru sebagai pelengkap jemaat (baca:Prinsip-Prinsip Dasar Gereja Yang Alkitabiah).
    • Inilah poin yang membedakan Gereja Baptis Alkitabiah Harvest dengan gereja-gereja baptis independen atau gereja lainnya di Indonesia (penganut sistem jemaat satelit). Para pemimpin rohani menjadi pemimpin gereja. Apabila jemaat telah memiliki gembala maka semua pemimpin rohani dalam gereja lokal bertanggungjawab kepada gembala dengan Alkitab sebagai otoritas tertinggi, namun apabila belum ada gembala maka penginjil atau guru dapat melakukan tugas penggembalaan sampai adanya gembala.
    • Para pemimpin rohani adalah orang-orang yang menguasai pengajaran Alkitab dan memiliki kepribadian hidup yang baik, yang tidak memiliki kecemaran duniawi (1 Timotius 4:16), apabila tidak memahami pengajaran Alkitab atau memiliki kepribadian yang buruk maka jemaat memiliki kuasa untuk menurunkan pemimpin rohani yang demikian berdasarkan otoritas Alkitab.
  4. Gereja Harus Disiplin
    • Jemaat adalah tubuh Tuhan Yesus Kristus (Efesus 1:23), maka jemaat harus kudus. Jemaat yang kudus adalah jemaat yang tidak mengikat persahabatan dengan dunia (Yakobus 4:4), disiplin jemaat adalah cara untuk menghasilkan jemaat yang kudus.
    • Ada berbagai bentuk disiplin jemaat. Oleh karena itu, Tuhan Yesus juga menetapkan cara mendisiplinkan; dengan tegoran empat mata, bila masih bersikeras maka membawa saksi, bila masih bersikeras lagi maka diumumkan pada jemaat, dan bila masih masih bersikeras lagi maka harus dikeluarkan dari jemaat (Matius 18: 15-17).
    • Kita telah belajar menjadi jemaat yang menerapkan disiplin waktu, disiplin berpakaian (yang pria mengunakan pakaian yang sopan demikian juga wanita mengunakan baju yang sopan dan mengunakan rok), disiplin dalam pelayanan jemaat (yang melayani persembahan, bermain musik, memimpin nyanyi, guru sekolah minggu dan bentuk pelayanan lain harus yang sudah menjadi anggota jemaat), disiplin bernyanyi (tidak boleh mengunakan Contemporary Christian Musik), apa yang kita lakukan sekarang ialah demi keberadaan Tuhan dan malaikat Tuhan yang hadir dalam setiap pertemuan jemaat, kita memberikan kesan pada Tuhan dan malaikat Tuhan sebagai jemaat yang kudus.
    • Saudara-saudari yang telah berdisplin di dalam jemaat menjadi orang yang sangat dikasihi Tuhan, karena saudara-saudari yang demikian mengasihi tubuh Tuhan Yesus Kristus yakni jemaat lokal
  5. Gereja Harus Menjadi Teladan
    • Jemaat lokal harus memberikan teladan bagi kehidupan orang-orang percaya, apapun yang dilaksanakan dalam jemaat lokal dapat mendorong orang percaya semakin taat dan setia pada perintah Tuhan.
    • Nilai kehidupan moral yang penuh integritas dan krediblitas dihadapan Tuhan harus dimiliki setiap anggota, karena jemaat lokal adalah gambaran Tuhan yang nyata di dunia, yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran bagi setiap manusia (1 Timotius 3:15), jemaat yang melaksanakan tata cara berjemaat dengan asal-asalan atau tanpa berlandaskan pada Alkitab sangat menyakitkan hati Tuhan (Matius 15:8-9), yang paling buruk ialah tata cara yang ditetapkan berdasarkan keputusan manusia tanpa kebenaran (Kolose 2:20-23).
    • Salah satu persoalan yang diabaikan saat ini ialah peran wanita dalam keluarga dan dalam jemaat, untuk mempercepat jumlah dan memberikan peran pada wanita, banyak gereja melanggar kebenaran Alkitab mengenai peran wanita dalam jemaat. Bentuk tubuh dan cara berpikir wanita diciptakan Tuhan berbeda dari pria, karena wanita diciptakan dengan tujuan untuk menolong pria, karena itu Istri harus tunduk pada otoritas suami dan suami harus mengasihi istri seperti diri sendiri (Efesus 5: 22, 28) demikian pula anak-anak wanita harus tunduk pada otoritas ayahnya. Apabila suami yang tidak beriman mau hidup bersama dengan istri yang beriman, maka istri harus menunjukkan sikap tunduk dengan demikian suami dapat dimenangkan tanpa perkataan (1 Petrus 3:1-6, 1 Korintus 7:13-14). Oleh karena ini, jemaat lokal sebagai lingkup keluarga rohani memberikan teladan dengan menempatkan peran wanita sesuai dengan tujuan diciptakan yakni dikasihi dan dilindungi, setiap wanita didalam pertemuan jemaat harus menundukkan diri pada suami atau ayah demi kekudusan jemaat dan kehadiran malaikat saat berjemaat.
    • Itulah sebabnya 1 Korintus 14:34 menjelaskan peran wanita dalam berjemaat yakni berdiam diri, wanita tidak dibenarkan melayani segala bentuk pelayanan memiliki otoritas dalam pertemuaan seperti berkotbah, mengajar, memimpin nyanyi, memimpin doa (1 Timotius 2: 11-12), sedang berkohtbah dikalangan wanita, mengajar sekolah minggu (semua anak-anak baik pria dan wanita harus taat dan menghormati ayah dan ibu oleh sebab itu menjadi guru sekolah minggu merupakan bentuk peran ibu dalam membimbing anak-anak secara rohani), bermain musik, menjalankan kantong persembahan adalah pelayanan yang dapat dilakukan wanita.
    • Teladan ketundukkan wanita pada suami dan suami mengasihi istri harus dinyatakan dalam praktek kehidupan berjemaat demi kemuliaan jemaat dan kekudusan tubuh Kristus. Ini teladan jemaat lokal untuk setiap anggota, dan memperlihatkan kepada para simpatisan mengenai kekudusan dan kemuliaan jemaat dalam mentaati firman Tuhan.
    •  
      demikian. Tuhan memberkati Saudara!