SEJARAH
GEREJA KEMAH INJIL (KINGMI)
JEMAAT
EDOUTOU ARGAPURA
SEJAK
TAHUN 1970 AN
Oleh: Darius Nawipa
A. LATAR
BELAKANG PERINTISAN /BERDIRINYA JEMAAT EDOUTOU.
Dengan mengucakan sekali lagi Segala Puji, Hormat dan Kemuliaan hanya
bagi Ugatame (Allah orang Mee Papua) pencipta langit dan bumi yang oleh Kasih
karunia-Nya membuka lembaran kehidupan ini dan juga yang akan menutup kembali
lembaran itu sendiri sesuai rencana dan kehendak-Nya. Segala sesuatu
dilakukan-Nya hanya untuk kebaikan manusia yang
diciptakan dengan kualitas kerja tanyan-Nya itu sendiri. Sungguh semua
yang disediakan-Nya sangat penuh dengan misteri, namun semuanya itu Ia nyatakan
bagi mereka yang mengasihi-Nya, seperti kata Nats Firman bahwa; “Apa
yang belum pernah dilihat orang, apa yang belum pernah didengar orang dan
bahkan apa yang belum pernah timbul dalam hati orang, itu semua disediakan
Allah bagi mereka yang mengasihi-Nya”. Suatu kejutan besar ketika Tuhan
melakukan perkara-perkara yang luar biasa diluar akal pikiran manusia. Gerakan
itu dimulai sejak tahun 1960 an Ketika Gereja Kemah Injil (Kingmi) mula-mula
itu bangkit di Kota Jayapura Papua, yaitu suatu kemah “Rehobot” dok 07
dibentangkan oleh kerja Kuasa Roh Kudus. Kemudian waktu berjalan terus, hingga
pada tahun 1972-1974 Lokasi Argapura sampai kompleks tasangkapura menjadi
sasaran/ target Penginjilan berikut oleh para hamba-hamba Tuhan yang dipimpin
Roh Kudus seperti ; Pdt.C.HD. Paksoal, Misionaris
Nona Doubledan ada beberapa orang
hamba Tuhan lain yang datang melakukan PI di lingkungan Argapura, seperti Ev.
Ruben Magai, S.Th melakukan KKR Mini Tiga malam berturut-turut di Kelompok Doa
yang dilakukan setiap hari Sabtu di Rumah Bpk. Isak Nawipa (orang tua Perintis
Kelompok Doa Bahasa Mee di argapura). Kemudian pada tahun 1975 Nona Double
pernah berpesan kepada Bpk Obadja Edoway yang saat itu menjadi Aktifis
Pelayanan Sekolah Minggu Jemaat Rehobot dok 07 yang mengkoordinir Kelompok
Sekolah Minggu Argapura Sekitarnya, bahwa melihat jiwa-jiwa Suku Mee yag
berdomisili dikompleks argapura ini cukup banyak, sehingga Nona Double
mengatakan bahwa “Mee manna harus dipertahankan”. Masih Pada tahun 1975 Tuan Egman juga pernah menyampaikan
pesan kepada Bpk. Obadja Edoway agar Sekolah Minggu yang sedang dibangun saat
itu harus berjalan terus. Jadi Saudara perlu tahu bahwa ada dua persekutuan
yang dilakukan ditahun-tahun tersebut diatas, yaitu pertama; Kelompok Doa
bahasa Mee setiap hari sabtu, didirikan oleh Bpk. Isak Nawipa yang selama itu
mempunyai keinginan besar untuk masa depan anak-anak yang harus bertumbuh dalam
Tuhan dan sekalian (sebagai warisan yang ditinggalkan Bapa katanya) dan yang
kedua; Kelompok Sekolah Minggu pagi dengan perintisnya yaitu Bpk.Obadja Edoway.
Dua persekutuan ini dilakukan di tempat yang sama, yaitu di rumah Bpk.Isak
Nawipa.
Puji nama Tuhan berangkat dari dasar pelayanan Sekolah Minggu, kelompok
Doa bahasa Mee dan kata-kata yang menumbuhkan atau memotivasi semangat sehingga
sejak tahun-tahun tersebut diatas dengan berbagai tantangan yang dihadapi,
akhirnya Tuhan mengijinkan Kelompok
Sekolah Minggu dan kelompok doa bahasa Mee argapura disatukan supaya
diorganisir dengan baik dan diakomodir setiap Pos PI Kalvari didirikan untuk
dikoordinir lebih lanjut oleh Bpk. Obadja Edoway. Melalui rapat kerja jemaat
Kalvari tanggal 17 Juli tahun 1985 menetapkan Bpk. Obadja Edoway mengkoordinir
sekolah minggu kelompok argapura.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi Perintisan/ Pendirian Gereja Kemah
Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura yang ada dibenak atau hati para perintis
atau (pioner) Bpk. Isak Nawipa dan Bpk. Obadja Edoway, yaitu sbb;
1. Keyakinan tergenapinya Nubuatan Orang tua
tentang Gereja semakin hari-semakin bertumbuh dan berkembang pesat. (Bpk. Isak
Nawipa)
2. Munculnya inisiatif Bpk. Isak Nawipa untuk
membuka kelompok Doa bahasa Mee di
rumahnya. Terlepas dari kelompok Sekolah Minggu yang dikoordinir oleh Bpk.
Obadja E. Tidak diperintahkan tapi ini oleh kegerakan Roh Allah dalam orang tua
ini.
3. Menyiapkan suatu warisan bagi anak-anak agar
kiranya bisa bertumbuh dan berkembang dalam Tuhan dan takut kepada Tuhan kata
Bpk. Isak Nawipa saat itu
4. Argapura merupakan basis masyarakat Suku
Mee di Jayapura saat itu.
5. Jemaat induk Rehoboth perhatian penuh untuk
pelayanan PI bersama Bpk. Obadja Edoway di argapura sekitarnya.
6. Jarak tempuh argapura – dok 07 Rehoboth sangat
jauh, sehingga dilakukan kelompok sekolah minggu cabang argapura yang ditangani
oleh Bpk. Obadja Edoway.
7. Transportasi yang kurang lancar, kemudian
jalan antara argapura tasangka masih sangat alami, hutan lebat, gunung dan
perbukitan sehingga, orang-orang tua yang setia ikut ibadah di Kalvari
memutuskan untuk melakukan persekutuan doa minggu pagi di rumah Kel. Bpk. Isak
Nawipa.
B. LEDAKAN
INJIL KRISTUS DAN FAKTOR PENUNJANG
Suatu Sukacita tersendiri bagi para perintis (pioner) Jemaat Edotou
mula-mula saat itu oleh karena jalan-jalan yang telah terbuka dan diratakan
dengan Injil Kristus yang adalah kekuatan Allah itu. Secara Roh kita melihat bahwa Ledakan itu telah
menghancur luluhkan tembok-tembok serta mematahkan kerja penguasa jahat roh-roh
teritoril yang menguasai Kota Jayapura dan lebih Khusus Argapura dan
sekitarnya Puji nama Tuhan, Injil
itulah pelita bagi kaki dan terang bagi jalan para perintisan untuk membangun
suatu kediaman Roh Allah (Gereja) untuk kemuliaan Bapa di surga.
Peristiwa besar terjadi ketika ledakan Injil Keselamatan itu
diperdengarkan, yakni kebajikan dan kemurahan yang menyertai mereka (para
perintis) Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura, merampas,
menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang saat itu, merintis, membuka dan
membangun mesbah Tuhan tempat kediaman Roh Kudus.
Kita melihat bahwa ada beberapa faktor yang mendukung untuk suatu
ledakan Injil itu terjadi melalui
pergerakan yang dilakukan Roh Allah pada pembangunan suatu kediaman-Nya
(Gereja) Jemaat Edoutou mula-mula, yaitu sebagai berikut :
(1)
Faktor ADA JEMAAT INDUK.
Puji nama Tuhan, suatu pergerakan terjadi oleh
kerja kuasa Roh Allah sehingga di tahun 1974 Bpk. Isak Nawipa (seorang pioner)
merintis kelompok doa bahasa Mee oleh karena kekuatan Injil yang telah
terbangun ketika kelompok sekolah minggu yang ditangani Bpk. Obadja Edoway
tahun 1970an dari jemaat induk Rehoboth dok 07. Saudara perlu tahu bahwa
Kelompok Doa Bahasa Mee itu terlepas atau terpisah dengan Jemaat induk, oleh
karena kelompok ini merupakan Inisiatif pribadi Bpk. Isak Nawipa saat itu dengan merangkul orang-orang tua
warga Suku Mee yang berdomisili di argapura sekitarnya untuk bersekutu dan
beribadah kepada Tuhan (Ugatame), sedangkan Kelompok Sekolah Minggu argapura
dibuka oleh karena ada Jemaat Induk Rehoboth saat itu. Jika kalau kita melihat
latar belakang Sejarah bahwa Jemaat Edoutou mempunyai dua Jemaat Induk, yakni
yang pertama Jemaat Rehoboth dok 07 dan kemudian beralih ke Jemaat Kalvari
Tasangkapura.
Mengapa Kelompok Sekolah minggu argapura mempunyai dua
Jemaat induk ? Sejak tahun 1970an Kelompok Sekolah Minggu argapura dibuka dari
Jemaat Induk Rehoboth yang dikoordinir oleh Bpk. Obadja Edoway. Ada upaya-upaya
yang dilakukan para pengurus Jemaat Rehoboth untuk mengembangkan sayap
Penginjilan di lingkungan argapura melalui kelompok ini, namun berlarut-larut.
Kira-kira sekitar tahun 1972-1973 ada beberapa keluarga yang bersepakat seperti
keluarga; keluarga Ursia Napsoma, Kel. Capele, Kel. Ruben Mauri dan ada
beberapa keluarga bersehati berdoa terus-menerus dan bertindak untuk membangun
Pos PI di sekitar Kompoleks Tasangkapura. Saat itu ada beberapa masyarakat Suku
Mee yang ikut terlibat setelah mengetahui berjalannya rencana ini seperti; Bpk.
Lukas Utii, Bpk. David Nawipa, Bpk. Parmenas Doo, Bpk. Matius Gobay (Almahrum),
Bpk. Yakob Nawipa dan ada beberapa orang tua lain yang kami tidak sempat
masukan. Kemudian pada saat itu Bpk. Isak Nawipa dan Bpk. Obadja Edoway
mengambil keputusan untuk bergabung dengan pergerakan kelompok tasangkapura
ini, sehingga Puji Tuhan bersama-sama dengan hampir masyarakat Gunung Suku Mee
bekerja keras meratakan tanah memecahkan batu dan kemudian bangunan Pos PI
Kalvari sekarang Jemaat Kingmi Kalvari Tasangkapura berhasil berdiri dengan
kokoh sekitar tahun 1975. Kelompok sekolah minggu argapura diakomodir Jemaat
Kalvari tahun 1983 dengan Guru pengasuhnya dipercayakan langsung kepada Bpk.
Obadja Edoway. Ketika kelompok doa bahasa
Mee di argapura memutuskan melakukan ibadah minggu pagi di depan rumah Bpk.
Isak Nawipa selama beberapa tahun, kemudian dalam Rapat Jemaat Kalvari pada
tahun 1996 Bpk. Amos Edoway selaku Majelis Jemaat Kalvari ditunjuk untuk
memantau dan mengkoordinir kelompok argaura dan kemudian memberikan laporan ke
Jemaat Induk Kalvari.
(2)
Faktor ADA TENAGA PENGERJA (Pelayan).
“Jalan-Ku bukan jalanmu, rencana-Ku bukan
rencanamu” demikian apa yang dilakukan Tuhan bagi setiap orang yang diciptakan
dengan kualitas karya tangan-Nya. Saudara, kami merasa bangga bagaimana Proses
regenerasi yang dilakukan Roh Allah bagi misi penyelamatan jiwa-jiwa dimuka
bumi ini, secara khusus di argapura jayapura dan sekitarnya. Puji nama Tuhan
oleh sebab ada beberapa orang pengerja (pelayan) yang pernah bergabung
mengambil bagian dalam perebutan atau penyelamatan jiwa-jiwa pada awal
Pelayanan di argapura yang dengan penuh kesadaran akan kerja kuasa Roh Allah
seperti; Bpk. Isak Nawipa, Mama Dolina Degei Nawipa, Bpk. Obadja Edoway
(perintis awal), Pdt.C. Hd Paksoal, Misionari Nn. Double, Tn. Egman, Pdt. Ruben
Magai, Pdt. DR. Benni Giyai, Pdt.S. Bunai, S.Th, Pdt. Daud Auwe, Pdt. Geradus
Adii (Almahrum), Bpk. Matius Gobay (almahrum), Bpk. Amos Edowai, Timotius
Pakage, Petrus Degei, Bpk. Yermias Nawipa, Bpk. Markus Degei (Almahrum), Bpk.
Lasarus Degei. Hasil dari pelayanan mereka ini ada generasi baru (pengerja)
yang dipersiapkan Tuhan untuk meneruskan Pelayanan ini seperti : Zet Edoway,
Yonathan Maday, Kel. Piter Ukago, Ibu. Andreas K. Gobay, Andreas Nawipa, Alfons
Kotouki, Yonathan Nawipa, Mesak Kayame,
Stefanus Siep, Decki Nawipa, Isak Degei, Yeheskiel Doo, Ice Giyai, Aleks
Adii, Titus Edoway, Ferderika Degei, Agustina Degei, Darius Nawipa, dan masih
banyak lagi yang lain yang belum sempat kami masukan pada buku ini. Sekarang
bekerja sebagai Majelis/Penatua Jemaat Edoutou argapura adalah : Bpk Isak
Nawipa, Bpk. Obadja Edoway, Bpk. Lasarus Degei, Bpk. Yonathan Maday, Bpk. Isak
Degei, Bpk. Mesak Kayame, Bpk. Darius Nawipa, Bpk. Sefanus Siep dan gembala
Jemaat adalah Pdt. Simon Bunai, S.Th. S.PAK dan Pdt. Esau Yeimo, S Th. Puji
nama Tuhan Penulis buku ini adalah generasi ketiga dari peristiwa besar Karya
Tangan Tuhan ini. Sekarang menjabat sebagai Majelis Sekretaris Jemaat Edoutou
argapura ke-V (Lima).
Susunan Penjabat Sekretaris Jemaat Edoutou
dari periode awal hingga saat ini : 1. Bpk. Amos Edoway ( 1996 – 2000), 2.
Bpk.Timotius Pakage (2000 – 2002), 3. Bpk. Petrus Degei (2002 – 2004), 4. Bpk.
Yermias Nawipa (2004 – 2008), Bpk. Darius Nawipa (2008 – 2010) dan Bpk. Mesak Kayame (2010-2013.
Kehadiran
Mahasiswa STT-WP di Kelompok doa Bahasa Mee Argapura.
Ketika Pelayanan Kelompok doa bahasa Mee
minggu pagi berjalan sejak tahun 1970an keatas, Kira-kira bulan agustus tahun
1996 Tuhan mengirimkan mahasiswa STT-WP Bpk. Ev. Simon Bunai, S Th dari sentani
port 07 bergabung dengan kelompok doa minggu pagi argapura dengan status
anggota pelayan. Beliau sering diberikan kesempatan-kesempatan oleh Pengurus
(Koordinator) Bpk. Amos Edoway untuk memimpin mimbar pada minggu pagi. Oleh
karena Bpk. Simon Bunai, S TH saat itu masih berkewajiban sebagai mahasiswa,
maka Beliau harus mengikuti KKL di Paniai selama 6 bulan, sehingga pelayan
mimbar kelompok doa bahasa Mee minggu pagi kosong dan hanya dilakukan doa
selama dua minggu berturut-turut. Untuk menyelamatkan kelompok doa bahasa Mee
saat itu Bpk. Isak Nawipa menjadi ragu dan melaporkan kepada Bpk. Amos Edoway,
kemudian Bpk. Amos mendatangi dan melaporkan kepada Bpk. Pdt Dr Benny Giyai
untuk mencari pengganti pemimpin mimbar
minggu pagi kelompok doa bahasa Mee ini. Bpk. Pdt Dr Benny Giyai memanggil Bpk.
Daud Auwe, M Div untuk meminta kesediaan beliau melayani orang-orang kecil di
argapura katanya, kemudian Bpk. Daud Auwe, M Div mengatakan bersedia. Saat itu
Bpk. Amod Edoway merasa lega dengan jawabannya. Setelah pulang dari pertemuan
dengan Bpk. Pdt Dr Benny Giyai, kemudian Bpk. Amos Edoway ketemu dan melaporkan
kepada Bpk. Isak Nawipa dan mereka berdua berpelukan sambil menangis di depan
rumah Bpk. Isak Nawipa. Sungguh Tuhan mempunyai maksud untuk masa depan
kelompok doa bahasa Mee argapura ini. Untuk menutup kekosongan mimbar minggu
pagi, Bpk. Ev Daud Auwe, M Div rela pindah dari sentani untuk bertahan bersama
istrinya di rumah kayu yang sederhana yang disiapkan Pengurus Persekutuan doa
argapura ini.
Setelah Bpk. Ev Simon Bunai, S Th pulang dari
KKl dari Paniai awal bulan pada tahun
1997 Beliau bergabung kembali di Persekutuan doa bahasa Mee ini, maka tenaga
hamba Tuhan atau pelayan mimbar doa minggu pagi menjadi dua orang, Puji Tuhan,
yaitu Ev Daud Auwe, M Div dan Ev Simon Bunai, S Th. Jadi bisa dikatakan bahwa
saat itulah Persekutuan Doa argapura ini menjadi Kuat dengan pelayanan kerja
kedua hamba Tuhan yang Full Time.
Rapat
kerja Jemaat Induk Kalvari
Pada bulan April tahun 1997 BPJ Kalvari dalam
Rapat kerjanya meminta pertanggungjawaban pelayanan kelompok doa argapura. Di
bawah pimpinan Bpk. Ev Daud Auwe, M Div
dan Bpk. Ev Simon Bunai, S Th melaporkan dan mengusulkan bahwa kelompok doa
argapura telah siap untuk berpisah atau mandiri (menjadi Pos PI) dengan tidak
menyangkali Kalvari sebagai Jemaat induknya. Kemudian usulan itu dikaji dan
diagendakan oleh BPJ Kalvari untuk diajukan pada Konferensi Klasis Daerah
Pantai bulan Juli tahun 1997 di balai kop angkasapura untuk kemudian disahkan
menjadi Pos PI Argapura.
Konferensi
Klasis Daerah Pantai di angkasa.
Oleh pertolongan Tuhan pada tanggal 12 Juli 1997 dalam Konferensi tersebut dibahas dengan
serius tentang kelompok doa minggu pagi di argapura, kemudian ditanggapi
positif oleh pimpinan sidang saat itu dan Puji nama Tuhan saat itu juga disahkan
menjadi POS PI ARGAPURA dengan ditetapkan Gembala Sidang atas nama ev. Daud
Auwe, M Div dan Wakil Gembala, yaitu Ev. Simon Bunai, S. Th.
(3)
Faktor ADA TERIAKAN JIWA-JIWA YANG DAHAGA.
Saudara, kita tahu bahwa bermula dari
kejatuhan manusia pertama (Hawa dan Adam) dalam dosa, ada jurang pemisah antara
Allah dan Manusia. Artinya Allah tidak berhubungan lagi secara pribadi dengan
manusia dari generasi pertama hingga rencana Allah dinyatakan dalam Yesus
Kristus. Secara Roh teriakan jiwa-jiwa itu menggemparkan sehingga menggoncang
hati Allah dengan belas kasihan “Karena begitu besar Kasih Allah akan dunia
ini, sehingga Ia mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal”
yohanes 3:16. Dengan adanya kehendak bebas manusia yang diwariskan secara
daging atau tubuh manusia pertama, sehingga manusia itu lemah karena daging
tyetapi roh manusia penurut. Sekarang yang hanya ada disetiap orang/manusia,
yaitu Kehausan akan (Injil Kristus) pemberi kekuatan baru untuk mengalahkan
gejolak kedagingan yang ada pada manusia
itu sendiri.
Lokasi argapura yang masih berhutan rimba yang
kata orang Jayapura (pemilik hak ulayat tanah) bahwa argapura adalah daerah
kramat yang mengganaskan, namun dengan pertolongan Tuhan telah dibuka pada
tahun 1968 oleh Bpk. Honaratus Pekei, dengan nama Tuhan Ia menebang pohon-pohon
dan membuat sebuah gubuk dari gaba-gaba dilokasi tersebut. Saat itu setelah
lokasi baru argapura dibuka oleh Bpk.Honaratus, kemudian ada beberapa
masyarakat Mee yang menyusul ingin buka pekarangan rumah di sekitar tempat
penebangan pohon-pohon itu, seperti; Bpk. Markus Badii, Bpk.Ben Edoway, Bpk.
Nicko Mote, Bpk. Marselus Edoway, Bpk. Yan Pekei, Bpk.Bernadus Mote, dan ada
masyarakat Mee lainnya menyusul menempati lokasi sekitarnya. Secara Roh, ada
teriakan jiwa-jiwa di kompleks argapura dan sekitarnya yang dahaga akan air
kehidupan (Injil Kristus) yang memberi kekuatan baru itu. Misi penyelamatan
jiwa-jiwa dilakukan oleh karena ada kegerakan Roh Allah dalam para perintis
(pioner) Gereja Kemah Inji (Kingmi) Jemaat Edoutou (Bpk.Isak Nawipa dan
Bpk.Obadja Edoway). Rentan waktu 5 tahun sejak dibuka lokasi baru argapura
hingga Puji Tuhan pada Tahun 1973 Benteng pertahanan telah dibangun di rumah
Bpk.Isak Nawipa, saat itulah peperangan rohani dimulai, peluncuran bom-bom Doa,
Pujian dan Penyembahan menghanguskan ruang gerak lawan si pendusta (iblis) tua
itu. Teriakan jiwa-jiwa yang dahaga itu diganti
sukacita nyanyia sorak-sorai kemenangan. Glory .....haleluyah..... Glory
haleluyah..... keselamatan itu telah datang !
C. TANTANGAN
DALAM PELAYANAN MULA-MULA.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Alalh sehingga Paulus
memberitahu jemaat Efesus bahwa, “Keduanya akan menjadi satu, dan aku
menyatakan misteri besar tentang Kristus dan Gereja” (Ef. 5:31-32).
Kita adalah tulang dari tulang-Nya dan daging dari daging-Nya. Ketika kita
ditransformasi dan mulai hidup di dalam roh kita, tempat Roh Allah berdiam,
maka kita menjadi ekspresi yang-kelihatan dari allah yang-tidak-kelihatan.
Sungguh ini suatu misteri ilahi. Kita ada di planet bumi, kita bukan berasal
dari dunia ini namun kita berasal dari Allah, sehingga menjadi suatu ancaman
bagi penguasa bumi (Lusifer) yang dilempar Allah dari tempat kudus-nya di Surga.
Dalam melakukan kehendak Allah di bumi, para perintis (pioner) Gereja Kemah
Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura mengalami tantangan dalam memulai dan
membangun mesbah bagi kediaman Roh Allah, namun itu semua datang ditanggung di
dalam Dia yang memberi kekuatan untuk menjalaninya. Perlu kami sampaikan kesaksian tentang
tantangan mula-mula seperti apa yang dialami oleh para pioner (perintis) Jemaat
Edoutou argapura sebagai berikut :
1. Tahun 1973 – 1974; PdtCHd Paksoal gembala
jemaat induk Rehoboth mempersoalkan masalah kelompok sekolah minggu yang
dikoordinir Bpk. Obadja Edoway dengan koordinator penggerak Pos PI Kalvari Kel.
Ursia Napsona karena kelompok sekolah minggu argapura mau bergabung dengan
kelompok tasangkapura. Namun dapat diselesaikan dengan baik. Ket. Bpk. Obadja Edoway.
2. Tahun 1973; Ada beberapa orang warga argapura
saat itu ingin mencoba mengahalangi Pelayanan Bpk.Obadja Edoway dengan
menggunakan ilmu magic (tuba kego) mengatakan dengan menggunakan bahasa Mee
yaitu “Itaida didi duaida didi”. Yang
artinya; dalam perjalanan hidupnya akan mengalami penderitaan. Bpk. Obadja
sangat yakin bahwa mereka tidak mempunyai kuasa
melebihi kuasa Tuhan Allah yang Ia layani saat itu.
3. Tahun 1993 – 1996; Saat itu masih Persekutuan
Doa bahasa Mee argapura dengan gedung gereja darurat atau sementara di depan
Rumah Bpk. Isak Nawipa. Beberapa Warga lingkungan argapura mempersoalkan dan
mengatakan kepada Bpk. Isak Nawipa bahwa, Gereja yang ada itu dibangun
berdasarkan darah dan kepala manusia. “Jadi stop dilanjutkan pembangunannya”
kata mereka. Mereka bahkan membawa parang dan ada beberapa dari antara mereka
memegang kampak dan memalang pintu dengan parang. Saat itu suasana menjadi
tegang, namun Dengan pimpinan Roh Allah Bpk.Isak Nawipa mengatakan bahwa; kalau
begitu potong saja saya, jangan menghalangi pekerjaan Tuhan ini. Oleh
pertolongan Tuhan semuanya berakhir dan rencana-Nya bagi pembangunan Gereja
dapat berjalan hingga saat ini.
Dengan
pertolongan Tuhan pelayanan Persekutuan Kelompok doa bahasa Mee argapura dari tantangan
demi tantangan yang datang bertubi-tubi sejak tahun pertama hingga tahun 1990an
yang dihadapi para perintis (pioner) ini selau saja ada jalan keluar yang
ditunjukan Tuhan dengan suatu rencana yang indah, seperti kata nats Firman; “Rancangan
yang ada pada-Ku mengenai kamu yaitu rancangan Damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, yakni masa depan yang penuh dengan harapa”
Yeremia 11:29. Suatu sukacita besar ketika perayaan Ibadah kunci tahun
pelayanan 1996 yang dilakukan pada tanggal 14 Desember 1996 dengan pembicara
Pdt.DR Benny Giyai di depan rumah Bpk. Isak Nawipa. Saat itu Pdt.DR Benny
Giyai memimpin mimbar dan memimpin Doa
nikmat atau doa berkat dengan berkata dalam doa begini; “Tuhan tolong orang-orang kecil
di argapura ini, supaya tahun depan (artinya
tahun 1997) ditanam pohon natal disini, Amin”. Doa yang begitu singkat oleh
Pdt.DR Benny Giyai membuat suatu tanda
tanya yang besar dan juga tantangan bagi para perintis (pioner) bersama Bpk.
Amos Edoway yang ditunjuk dari Kalvari selaku Majelis yang mengkoordinir
kelompok doa minggu pagi argapura ini.
D. BADAN
PENGURUS JEMAAT PERTAMA.
Setelah persekutuan doa bahasa Mee berjalan dengan lancar pada setiap
minggu pagi kira-kira tahun 1995 menjadi persoalan bagi Badan Pengurus Jemaat
Kalvari saat itu, sehingga dalam rapat Jemaat Kalvari dengan perdebatan yang
panjang ada keberatan dari BPJ Kalvari untuk kelompok argapura berpisah. Namun
saat itu disepakati bahwa dengan
mengatakan “kita lihat perkembangan selanjutnya
bagaimana” sehingga saat itu
diberikan mandat salah satu Majelis Kalvari untuk mengkoordinir kelompok argapura, kemudian Bpk. Amos Edoway
dipilih menjadi koordinator. Jadi kita bisa katakan bahwa Badan pengurus kelompok doa bahasa Mee minggu pagi
perdekadenya sebagi berikut :
1. Tahun 1973 – 1995 sebagai badan penggerak
perintis awal mula Bpk. Obadja Edoway, Mama Dolina Degei Nawipa dan Bpk.Isak
Nawipa.
2. Tahun 1995 – 1996 sebagai badan penggerak
kelompok doa bahasa Mee teroganisir, yaitu Bpk. Amos Edoway dan Bpk. Yermias
Nawipa.
3. Taun 1996/1997 telah dibentuk badan Pengurus
Pos PI Edoutou pertama yang perjalanan pelayanannya akan bertanggung jawab
kepada Jemaat Induk Kalvari. Dibawah ini susunan nama Badan Pengurus Pertama
Pos PI Edoutou argapura sbb;
Ketua :
Bpk. Daud Auwe, M Div
Wakil Ketua :
Bpk. Simon Bunai, S Th
Sekretaris :
Bpk. Amos Edoway
Wakil sekretaris : Bpk. Andreas Degei
Bendahara :
Bpk. Isak Nawipa
Wakil Bendahara : Bpk. Yonathan Maday
Anggota :
Bpk. Yermias Nawipa, A Md. P
Anggota :
Bpk. Timotius Pakage
Anggota :
Bpk. Markus Degei (Almahrum)
Dan ada
nama-nama anggota lain yang turut aktif dalam pelayanan namun kami tidak sempat
masukan dalam catatan buku ini.
E. PEKERJAAN
ROH KUDUS
Segala sesuatu yang dilihat, dirasa, dijamah dan yang dilakukan manusia
itu bukan karena kuat, gagah, berpengalaman, ataupun karena kita berpendidikan
tinggi, namun oleh karena adanya kegerakan dan buah karya Roh Kudus itu
sendiri, sehingga suatu kehendak Allah itu dinyatakan. Seringkali kita
menganggap bahwa mimpi seperti suatu penglihatan atau apa yang pernah
diperkatakan secara alamiah oleh beberapa orang adalah perkataan belaka atau
kesaksian biasa saja. Namun kita harus mengakui bahwa segala sesuatu bisa
dipakai Tuhan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita dalam melayani-Nya. Kita
melihat bahwa ada suatu proses yang dilakukan-Nya bagi pertumbuhan Jemaat
Edoutou sejak awal dirintis hingga saat ini dan itu semua adalah pekerjaan Roh
Kudus. Pernyataan-pernyataan Roh Kudus dinyatakan lewat berbagai macam cara,
sebagai berikut :
(1) PERNYATAAN NUBUATAN
Pernyataan Nubuat merupakan Karya Roh Kudus
yang dilakukan untuk membangun Jemaat. Puji nama Tuhan oleh Anugerah dan berkat-Nya Ada beberapa orang yang
memiliki karunia Roh Kudus, yaitu bernubuat tentang pelayanan yang akan datang
di Jemaat Edoutou, sebagai berikut :
≈ Bpk. Isak
Nawipa. Tahun 1975 : (Nubuatan berganda) Keyakinan akan perkataan Nubuatan dari
salah satu hamba Tuhan An.Pdt.Yosia Gobay tentang Gereja Tuhan akan bertumbuh
pesat. Sehingga nantinya masing-masing keluarga membangun satu gereja. “Biarlah
Rumah Saya menjadi Gereja” kata Bpk. Isak Nawipa. Dan kemudian jadi sekarang.
≈ Bpk. Matius
Gobay (Almahrum). Tahun 1990an: dalam keadaan dibilang sakit juga tidak, Cuma
hanya datang bulan. Sering Ia mengatakan dari bibir mulutnya sambil
teriak-teriak. “Debaiyeka piya (Isak Nawipa) kita bikin Gereja disini sudah
saya malas naik ke Kalvari karena saya cape naik gunung ini, katanya”.
≈ Bpk.Dr Benny
Gigai. Tahun 1996 dalam ibadah Kunci tahun Persekutuan Doa Bahasa Mee,
mengatakan dalam Doanya bahwa: dengan membanting kaki dan berkata “Tuhan
lihat orang-orang kecil ini, supaya tahun depan dipasang pohon Natal disini”.
Perkataan ini menggemparkan hati para pengurus Persekutuan saat itu, oleh
karena secara perencanaan sama sekali tidak pernah ada. Saat itu dilakukan ibadah
kunci tahun Cuma hanya sekedar mengucap syukur saja. Namun suatu keajaiban
terjadi ditahun 1997 sesuai Nubuatan itu bahwa; dengan digerakkan kuasa Roh
Kudus Ibadah Natal Istimewa perdana Persekutuan Doa Bahasa Mee Edoutou argapura
dihadiri oleh orang tertinggi Panglima TNI Kodam XVII Trikora Angkatan Darat di
Papua (May Jend Albert Ingkriwang).
(2) MIMPI-MIMPI
Kehendak Allah dinyatakan dengan berbagai
macam cara, salah satunya melewati mimpi-mimpi. Itulah proses yang
dilakukan-Nya untuk menyatakan Pimpinan dan maksud-Nya bagi pertumbuhan Gereja
khususnya Jemaat Edoutou argapura. Ada beberapa Mimpi-mimpi yang dinyatakan
Tuhan dari beberapa orang diantaranya sbb;
≈ Bpk. Obadja
Edoway. Tahun 1995: dilokasi pembangunan gereja ada sebuah batu besar, saat itu
Bpk.Obadja pukul batu itu dengan hamar batu, lalu batunya hancur
berkeping-keping kemudian menjadi abu, lalu abu-abu tersebut dihamburkan
dijalan-jalan komplek argapura.
≈ Bpk. Gubertus
Gobay. Tahun 1995: Melihat ada air seperti sungai yang mengalir dari gunung
dengan teduh ke arah lokasi pembangunan Gereja Edoutou, kemudian lokasi
tersebut menjadi sebuah Danau dengan air yang jernih sekali.
≈ Ibu. Markus
Bunai/ Giyai. Tahun 1996: Ia melihat ada seekor burung Rajawali yang sangat
besar terbang dari arah kejauhan menuju Lokasi pembangunan Gereja Edoutou,
kemudian burung itu berubah menjadi sebuah Alkitab yang indah sekali dalam
keadaan terbuka.
≈ Bpk.Obadja
Edoywa. Tahun 2003: saat gedung permanen
sedang dalam proses pembangunan. Ini bukan mimpi namun ini sebuah penglihatan
langsung. Katanya di sore hari; “Ia melihat dari jalan hamadi rawa keatas
bubungan belakang gedung gereja ada cahaya yang menjulang tinggi ke langit
berwarna hijau. Ini pertanda kesuburan dan pertumbuhan.
≈ Bpk. May Jend Albert Ingkriwang. Panglima
besar TNI Kodam XVII Trikora Angkatan Darat di Papua. Tahun 1997. Pada
sambutannya dalam Natal Istimewa Pos PI Edoutou argapura yang pertama,
menyaksikan bahwa mengapa Beliau dengan keluarga besarnya harus dari jakarta
berangkat menuju Papua untuk mengikuti Natal tertanggal 19 Desember 1997 di
Papua. Dengan penyataan Tuhan dalam mimpi bahwa; ada satu kota di Papua
tepatnya di Jayapura-argapura ada sebuah pondok (Gereja) bertuliskan Pos PI
Edoutou di satu bukit di argapura. Disanalah Tuhan mengatakan Saya dan keluarga
harus beribadah Natal bersama-sama Masyarakat kecil itu. Dengan pengertian akan
maksud Tuhan bagi pribadi dan keluarganya, sehingga Beliau harus menaati
Petunjuk Roh Kudus lewat mimpinya.
(3) CAMPUR TANGAN PANGLIMA BESAR DI PAPUA.
Berangkat dari berkat pernyataan Nubuatan Pdt.
Dr Benni Giyai dalam doanya pada Ibadah penutupan pelayanan tahun 1996,
berkata; “Tuhan tolong orang-orang kecil di argapura ini, supaya tahun depan (artinya tahun 1997) ditanam
pohon natal disini, Amin”. Kehadiran Panglima besar TNI di Papua dalam
rangka menghadiri perayaan Natal bersama masyarakat kecil di argapura merupakan
suatu keistimewaan tersendiri bagi Pos PI Edoutou, sehingga Pengurus Jemaat
saat itu menyebutkan perayaan tersebut adalah “Ibadah Natal Istimewa” perdana
tahun 1997. Tergenapilah pernyataan Doa Nubuatan Pdt. Dr Benni Giyai, sehingga
tertanam Pohon Natal pada perayaan istimewa saat itu. Disinilah kita melihat
pekerjaan atau karya Roh Kudus yang sangat dasyat itu dinyatakan bagi pertumbuhan Gereja Tuhan.
Campur tangan Bpk. Panglima TNI Kodam XVII Trikora Angkatan Darat May Jend Albert Ingkriwang adalah
berawal dari petunjuk Roh Allah melalui mimpi. Tuhan Allah mampu melakukan
sesuatu dan menyatakan berkat dari alam Roh ke dalam alam Natural manusia,
dibuka sebab Dia adalah Allah atas pemerintah-pemerintah yang ada dumi (di alam
natural maupun alam Roh). Yang menjadi catatan penting adalah campur tangan
Panglima TNI Kodam XVII Trikora Angkatan Darat di Papua yaitu terhitung dari kehadirannya pada perayaan natal
perdana, kemudian dukungan bantuan dana Pertama bagi pembangunan Gedung gereja
permanen sebesar Rp. 10.000.000,- dan bahan-bahan bangunan seperti; seng, semen
dll. Ini adalah Mujizat pertama yang dilakukan Roh Kudus.
(4) BERKAT BERTAHAP SEPERTI SUNGAI MENGALIR.
Seperti sungai yang mengalir tak hentinya
demikian Kasih Karunia-Nya yang dilimpahkan bagi anak-anak-Nya dalam melakukan
kehendak Allah dibumi ini. Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou mengalami
Kasih Allah yang sangat dasyat, yakni berkat dan Mujizat yang berturut-turut
berlangsung, demi tergangunnya struktur tubuh Kristus secara Nyata yaitu
bangunan fisik Gereja. Yang dimaksudkan dengan berkat bertahap seperti sungai
mengalir, yaitu Jalan-jalan yang telah dibukakan Tuhan melalui kerja Kuasa Roh
Kudus seperti berikut :
1.
Kehadiran
dan dukungan dana pertama Bpk. Panglima besar TNI Kodam XVII Trikora di Papua.
2.
Kehadiran
dan dukungan tenaga arsitek yang berhasil menggambar denah Gedung Gereja
permanen Jemaat Edoutou argapura dengan bahan-bahan bangunan alat-alat
kontraktor yang ditanggung langsung oleh Perusahaan (CV. SUMBER KASIH) dengan
Direkturnya Bpk. N. Losilolo.
3.
Kehadiran
dan perhatian Bpk. Wali Kota M.R Kambu, M Si peletakan batu pertama gedung Gereja
dan dukungan bantuan dana beberapa kali sekaligus di Gereja.
4.
Hasil
ebamukai pertama se-Klasis Daerah Pantai di Pos PI Edoutou mengumpulkan dana
sebesar Rp. 34 juta lebih.
5.
Kehadiran
pejabat Pemerintah seperti Gubernur Salosa (Almahrum) dengan bantuannya di
Gereja secara langsung pada kegiatan Gereja dana sebesar Rp. 57 juta lebih.
6.
Swadaya
anggota Jemaat dalam acara-acara tertentu yang dilakukan di Gereja dan masih
banyak lagi yang lainnya dengan berkat-berkat yang berbeda-beda hingga saat
ini.
Sesuai kemampuan dan keterbatasan kerja Badan Pengurus
Jemaat dan terutama Panitia Pembangunan Gereja, saat ini kita nikmati tubuh
fisik dari bangunan Gereja yang mana merupakan tempat berkumpul atau
bersekutunya orang-orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
F. KESIMPULAN
UMUM.
Sejarah pendirian Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura
mempunyai nilai tersendiri, oleh karena pergerakan awal pelayanan perintisannya
dimulai dari kelompok Sekolah minggu. Nah Disinilah makna suatu sejarah Gereja
Kingmi Jemaat Edoutou yang hidup itu di bangun, yakni Ada generasi (murid
sekolah minggu) yang dipersiapkan sejak dini yang kemudian siap mempermuridkan
orang lain juga. Saat ini Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura
berada oleh karena ada Regenerasi yang disiapkan Roh Allah, sehingga saat ini
telah melahirkan generasi ketiga dari peristiwa besar ini. Secara fisik
bangunan Gedung Gereja telah berdiri kokoh dengan jiwa-jiwa baru yang
dimenangkan bagi Kristus dan semakin hari semakin bertambah-tambah. Jadi,
kelompok sekolah melahirkan anggota Jemaat yang terdidik secara Alkitabiah dan
takut akan Tuhan, kemudian kelompok sekolah minggu juga merupakan gambaran
Gereja yang kuat
untuk masa yang akan datang,
seperti Rumah yang dibangun diatas batu karang yang teguh.
Tahun 1970an Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura
dimulai dari sekolah minggu, dengan perintis pertama Bpk. Obadja Edoway dan
Bpk. Isak Nawipa
dan Juga Mama Dolina Degei Nawipa.
Dari sebutan persekutuan doa bahasa Mee argapura tahun 1990an hingga tahun 1997
disahkan dalam Konferensi Klasis Daerah Pantai tahun 1997 menjadi Pos PI
Argapura. Dalam Rapat Pengurus Pos PI tentang pemberian nama Pos PI telah
disepakati apa yang diusulkan oleh Bpk.
Isak Nawipa dengan nama yaitu; “EDOUTOU”. Tahun 2001 disahkan menjadi Jemaat Mandiri. Melihat proses
Berdirinya Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura sejak awal tahun
pergerakan hingga saat ini, kita katakan bahwa hanya dengan kendali kehendak
dan Kerja Kuasa Roh Allah semuanya boleh ada. Puji Tuhan !
HARI
BERSEJARAH
Hari bersejarah bagi
Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou argapura diambil dari hari putusan
terakhir disahkannya Pos PI Edoutou argapura tanggal 12 Juli 1997 pada
Konferensi Klasis Pantai. Jadi sekali lagi bahwa telah ditetapkan Tanggal 12 Juli merupakan Hari Ulang Tahun
Gereja Kemah Injil (Kingmi) Jemaat Edoutou Argapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar